Berusaha berpikir positif dan juga berharap bahwa rapid test yang kujalani memberi hasil false positif, aku berniat naik banding melakukan test PCR. Malam sebelumnya kami berburu informasi jasa test PCR yang dekat tempat tinggal, bisa memberi hasil yang cepat dan tentunga dengan harga yang masih bisa dijangkau. Dan akhirnya memutuskan untuk memilih PathLab di Muara Karang. Lokasinya dekat, hanya 2 kilometeran dan harganya 950.000 rupiah, hasilnya bisa didapatkan di hari yang sama (sameday service).

Sekitar jam 8:30 pagi, aku berangkat sendirian ke lab tersebut. Begitu tiba, aku diterima oleh resepsionis yang menanyakan keperluanku. Kemudian, dia mencatatkan antrian di buku tamu dan memintaku untuk menunggu. Aku segera mencari tempat yang bisa duduk supaya nggak kepayahan. Yang antri cukup banyak, aku dapat nomor antrian 2 dan sekarang panggilan terakhir adalah nomor 89, yang artinya nomor antriannya sudah lewat dari 99.

Mendekati jam 11:00, ada pengumuman kalau yang test PCR sameday langsung saja mulai test, padahal panggilan antrian terakhir masih 90an. Mungkin karena jasanya sameday maka antrian harus selesai jam 11 siang supaya hasil test sempat diselesaikan malam itu juga. 

Akhirnya aku mulai ditest, berbeda dengan rapid test sebelumnya yang 2 kali swab di hidung kanan dan kiri. PCR test ini menggunakan 3 swab, dengan tambahannya di mulut (faring). Begitu selesai proses swab, weh hidungku terasa geli sekali. Bersin-bersin beberapa kali, dan tissuenya dibuang di tempat sampah khusus limbah medis. Aku diberitahu kalau hasilnya akan dikirim lewat Whatsapp malam ini juga. Ekspektasiku sih jam 10-11 malam lah hasilnya muncul.

Selanjutnya aku pulang, dan menunggu hasil test. Hasil testnya sih dikirim malam itu juga, sesuai perkiraan terimanya jam 10-11 malam dikirim melalui Whatsapp. Tapi karena waktu itu sudah tidur dan ngantuk berat, nggak aku buka filenya saat itu juga. Besok paginya baru aku buka, dan tadaaaa beneran positif dengan CT 12 koma sekian. Yah pasrah deh, tinggal lanjutkan berjuang sebaik mungkin menghadapi penyakit ini. Isolasi diniati dan pelaksanaannya harus lebih ketat.

No comments

Leave your comment

In reply to Some User