Beberapa hari ini sempat ramai dilingkunganku cerita mengenai kesalahan konversi berat dan penggunaan satuan ons.
Cerita ini sebenarnya adalah isu yang sudah beredar cukup lama, sudah bertahun-tahun. Kebanyakan cerita bersumber dari tulisan blog yang isinya sama dan itu-itu saja. Sepertinya copy-paste aja deh.
Cerita dibuka dengan kisah seorang teman yang bekerja pada sebuah perusahaan asing. Sang teman tersebut dipecat dari pekerjaannya karena salah menerapkan dosis pengolahan limbah, setelah bertahun-tahun. Kesalahan ini ketahuan oleh pakar limbah dari Eropa setelah mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.
Penyebab kegagalan pengolahan limbah itu adalah takaran timbang yang seharusnya menggunakan satuan pound dan ounce. Yang bersangkutan menggunakan konversi berat 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, seperti yang dipelajari saat sekolah dulu.
Selanjutnya, dari artikel blog-blog tersebut menyalahkan satuan berat ons, menyatakan bahwa tidak ada yang namanya satuan berat ons yang nilainya setara dengan 100 gram dan satuan berat pon yang nilainya setara dengan 500 gram. Blog-blog tersebut menyatakan bahwa penggunaan satuan dan konversi tersebut adalah sebuah kesalahan yang diwariskan turun-temurun, menyalahkan Departemen Pendidikan Indonesia dan guru-guru yang terus mengajarkan satuan dan konversi berat tersebut.